Sistem evaluasi Laboratorium
“ PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
LABORATORIUM KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG EVALUASI
PELAYANAN LABORATORIUM “
Dewasa ini laboratorium merupakan salah satu lingkungan yang paling dinamis dalam pelayanan kesehatan. Masyarakat medis memberikan tekanan pada laboratorium untuk memperluas jangkauan pelayanan karena persaingan terutama sektor swasta yang semakin tajam pada era globalisasi saat ini. Dalam menghadapi persaingan tersebut, laboratorium secara terus menerus harus mengevaluasi dan memadukan teknologi yang berubah sangat cepat ke dalam kegiatan pelayanannya. Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Sedangkan pelayanan laboratorium klinis dilakukan untuk mendukung upaya penyembuhan, pemulihan kesehatan serta untuk penegakkan diagnosis suatu penyakit. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, laboratorium harus menerapkan standar pelayanan yang sama, tidak membedakan antara pelanggan yang satu dan yang lain. Bagi laboratorium, pelanggan berarti organsiasi atau orang yang menerima atau berkepentingan terhadap produk laboratorium yaitu laporan pemeriksaan, termasuk pendapat dan interpretasi terhadap hasil tersebut. Untuk organisasi yang besar pelanggan dapat internal atau eksternal bagi laboratorium. Ukuran kepuasan pelanggan erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang diberikan. Dalam kaitannya dengan laboratorium, data hasil pemeriksaan bisa dikatakan mempunyai mutu tinggi apabila data hasil tersebut memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknis sehingga precision dan accuracy (ketelitian dan ketepatan) yang tinggi dapat dicapai. Selain itu, data tersebut harus mempunyai kemamputelusuran pengukuran dan terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah maupun hukum. Hal itu berarti seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu, mulai dari perencanaan pengambilan sampel, penanganan, pemeriksaan dan/atau kalibrasi, sampai pemberian laporan hasil ke pelanggan. Oleh karena itu kebutuhan perbaikan kualitas pelayanan adalah merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar bagi kelangsungan hidup laboratorium dalam era kompetisi yang semakin Dimensi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan laboratorium diantaranya adalah: 1) Perlindungan atas kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan pelanggan terhadap data hasil pemeriksaan; 2) Keakuratan, kejelasan dan tidak meragukan, serta objektivitas laporan pemeriksaan; 3) Ketepatan waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan. Evaluasi pelayanan merupakan salah satu tahap penting dalam manajemen dan merupakan persyaratan dasar untuk mengendalikan serta mempertahankan mutu pelayanan. Evaluasi pelayanan kesehatan merupakan suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan. Melalui kegiatan evaluasi, laboratorium dapat melakukan perbaikan mutu sehingga pada akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan. Evaluasi pelayanan dapat dilakukan dengan melihat hasil usaha (performance evaluation) dan daya guna (efisiensi) pelayanan kesehatan. Untuk menilai kinerja dan mutu pelayanan di laboratorium dapat diukur dengan melihat hasil pelayanan misalnya jumlah pemeriksaan laboratorium berdasarkan kategori pemeriksaan, rerata pemeriksaan per hari, persentase pemeriksaan rutin, rasio pemeriksaan tanpa kelainan, serta angka pencapaian pendapatan laboratorium per tahun. Pada manajemen puncak Labkes, evaluasi pelayanan hanya dilakukan dengan cara melihat informasi berupa jumlah kunjungan pemeriksaan laboratorium serta pendapatan total dari pemeriksaan yang telah dilakukan. Informasi tersebut dilakukan agar Kepala Laboratorium klinik sebagai manajer puncak dapat mengetahui keberhasilan pelayanan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan Laboratorium klinik Sebagai contoh, evaluasi Laboratorium klinik yang penulis bekerja sekarang yang dilakukan berdasarkan informasi mengenai jumlah pemeriksaan laboratorium serta jumlah pendapatan laboratorium per tahun. Apabila terjadi penurunan jumlah kunjungan atau jumlah pendapatan dari tahun sebelumnya, maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kendala-kendala yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan atau pendapatan. Adanya target pendapatan yang dibebankan kepada kepala Laboratorium klinik juga menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan. Apabila pendapatan yang diperoleh kurang dari target menunjukkan kurang berhasilnya pelayanan laboratorium. beberapa kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan evaluasi pelayanan adalah kesulitan untuk mendapatkan informasi secara cepat mengenai trend pendapatan dan angka pencapaian target pendapatan laboratorium serta tidak lengkapnya informasi/laporan yang dihasilkan. Misalnya informasi mengenai rerata jumlah pemeriksaan per hari dan pemakaian reagen untuk tiap pemeriksaan belum tersedia. Ketersediaan informasi sangat mempengaruhi manajer untuk melakukan evaluasi pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Oleh karena itu untuk mendukung kegiatan pelayanan serta evaluasi pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Laboratorium klinik dibutuhkan sistem informasi laboratorium kesehatan. Tujuan utama sistem informasi laboratorium adalah menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu serta akurat/bebas dari kesalahan. Beberapa keuntungan dengan adanya
otomatisasi sistem informasi laboratorium adalah: 1) Berkurangnya 17 kesalahan dalam hasil-hasil pelaporan dengan adanya penyajian data yang lebih baik; 2) Meningkatkan produktivitas, dengan berkurangnya pengarsipan, pemetaan yang memakan waktu lebih pendek dengan pencarian hasil; 3) Berkurangnya biaya kertas, dengan menggunakan kertas komputer sebagai ganti formulir yang mahal; 4) Mudah dibaca, karena laporan-laporan dicetak tidak ditulis tangan dan dipersiapkan
dengan rapi; 5) Pengumpulan data statistik secara cepat karena terkomputerisasi. Laboratorium klinik penulis bekerja telah melaksanakan sistem informasi laboratorium sederhana dalam pengelolaan data laboratorium yang masih dilakukan secara manual. Walaupun sudah tersedia komputer tetapi pemanfaatannya belum optimal. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan pada sistem informasi yang ada yaitu :
1. Input
a. Buku register pemeriksaan klinis mencatat data mengenai data pasien, permintaan pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan. Buku register berisi tentang: no urut, tanggal, nama pasien, usia, alamat, jenis kelamin, jenis pemeriksaan yang diminta, jenis pasien (umum atau rujukan), nama dokter yang memberi rujukan, cara bayar, biaya pemeriksaan, hasil pemeriksaan, keterangan. Pasien belum diberi no. register sebagai identitas sehingga dapat menyebabkan kesulitan pencarian
kembali data sebelumnya serta pencatatan dilakukan berulangulang pada bagian pendaftaran dan pemeriksaan.
b. Buku register pemeriksaan non klinis mencatat mengenai: no. urut, tanggal, jenis sampel, nama instansi pengirim, jenis pemeriksaan dan biaya.
2. Proses
a. Pencatatan dan pengumpulan data pasien, sampel, dan permintaan pemeriksaan klinis dan non klinis masih dilakukan secara manual yang dapat menyebabkan adanya pencatatan berulang pada setiap pemeriksaan yang dilakukan untuk pasien yang sama. Selain itu untuk mengetahui riwayat pemeriksaan sulit dilakukan.
b. Perhitungan biaya pemeriksaan yang dibebankan kepada pasien atau pelanggan dilakukan dengan menggunakan kalkulator yang memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan. Hal ini berhubungan dengan informasi bebas dari kesalahan. Selain itu pencarian data jenis dan tarif pemeriksaan dilakukan dengan melihat daftar yang panjang sehingga membutuhkan waktu lama.
c. Pencatatan dan pengolahan data hasil pemeriksaan non klinis masih dilakukan secara manual dengan melihat nilai standar baku mutu untuk tiap-tiap pemeriksaan sehingga membutuhkan waktu yang lama.
d. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium masih dilakukan secara manual memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan.
e. Perhitungan statistik laboratorium masih dilakukan secara manual memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan.
f. Perhitungan jumlah pemakaian reagen masih dilakukan secara manual, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan.
3. Output
a. Informasi atau laporan mengenai biaya pemeriksaan laboratorium tidak dapat diperoleh secara cepat karena harus mencari daftar tarif pemeriksaan terlebih dahulu dan baru menghitungnya.
b. Laporan hasil pemeriksaan klinis berisi tentang nama pasien, alamat, umur, dokter, tanggal, no.lab., jenis pemeriksaan, hasil pemeriksaan, nilai normal, serta pejabat yang mengesahkan. Dalam formulir tersebut semua parameter pemeriksaan ditampilkan dan masih ditulis dengan tangan pada format yang telah disediakan sehingga menjadi tidak efisien karena memakan banyak kertas dan tidak rapi yang memungkinkan terjadinya kesalahan membaca tulisan. Kesalahan membaca hasil pemeriksaan akan berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan kepada pasien.
c. Rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium belum tersedia.
d. Laporan statistik laboratorium hanya meliputi jumlah kunjungan pemeriksaan laboratorium belum dikategorikan berdasarkan jenis pemeriksaan, cara bayar, jenis pasien serta belum menyajikan rerata jumlah pemeriksaan per hari dan trend dalam bentuk grafik.
e. Laporan keuangan laboratorium hanya menampilkan jumlah total pendapatan, belum menampilkan informasi mengenai angka pencapaian target pendapatan serta trend dalam bentuk grafik.
f. Laporan mengenai data pelanggan eksternal seperti data dokter dan instansi pengguna layanan belum tersedia. Laporan ini sangat berguna untuk melihat peluang pasar sebagai strategi pemasaran laboratorium misalnya pemberian reward kepada dokter yang memberikan kontribusi pendapatan besar, peningkatan kerja sama, dengan pengguna layanan yang berpotensi menjadi pelanggan.
g. Laporan mengenai pemakaian reagen sudah tersedia tetapi belum menyajikan mengenai pemakaian reagen per jenis pemeriksaan. Dari beberapa kendala pada sistem informasi di atas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan mengenai kualitas informasi yang dihasilkan yaitu: Aksesibilatas, Keakuratan, Kelengkapan, dan Kejelasan. Hal ini akan berakibat pada informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam melakukan kegiatan evaluasi pelayanannya. Oleh karena itu untuk mendukung kegiatan pelayanan dan evaluasi pelayanan Labkeskab Purbalingga dibutuhkan sistem informasi laboratorium berbasis komputer yang dapat mendukung pengambilan keputusan manajemen. Kegiatan evaluasi pelayanan laboratorium harus terus dilakukan sebagai upaya perbaikan mutu yang berkelanjutan sehingga akan memuaskan pelanggan.
0 komentar:
Posting Komentar