UNDANG-UNDANG

Search

Update News

Indra Fardan. Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 15 November 2010

DEFINISI PEMERIKSAAN LABORATORIUM KIMIA KLINIK

KIMIA


HATI


  • SGOT


Aspartat Transminase merupakan enzyme hati yang tepatnya terdapat sekitar 55-65 % dari protein total. Albumin disentesa didalam hati dan mempunyai usia 2-3 minggu.


Metode : UV without P5P

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml serum


  • SGPT


Alkali phosphatase merupakan enzim hati seperti hanya AST. Adanya kerusakan dalam sel akan mengakibatkan meningginya nilai ALT dan ini menandakan adanya kelainan


Metode : UV without P5P

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml serum


  • Gamma GT


Gamma Glutamil Trasminase merupakan enzim yang terdapat dalam hati. Ezim CGT, AST, dan ALT sering digunakan untuk mendiagnosa penyakit hati yang disebabkan oleh alcohol. Hal ini ditunjukan dengan meningginya nilai enzim tersebut. Tapi bagi bayi baru lahir


Metode : UV without PSP

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml serum


  • Albumin


Albumin merupakan bagian dari protein serum, dalam tubuh terdapat sekitar 55 – 65 & dari protein total. Albumin disintesa didalam hati dan mempunyai usai 2-3 minggu. Fungsi dari albumin adalah sebagai keseimbangan cairan tubuh dan juga sebagai transport zat penting keseluruh tubuh. Kelainan albumin seperti Hypoalbumin sering terjadi pada kondisi analbuminemia, sirosis hati, neoplasia malnutrisi dan hyperalbumin pada kondisi dehidrasi.


Metode : BromCrestol green (BCG)

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


  • Globulin


(Kim) protein sederhana yang membeku karena panas, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam cairan garam, dan sering terdapat dalam pelbagai jaringan binatang dan tanaman


Metode : Aoutometik

Sample : Serum

Volume : 5 ml


  • Bilirubin total


Bilirubin merupakan hasil pemecahan dari cicin phorphyrin dari Hb dan protein-protein lain yang mengandung heme. Sedangkan bilirubin total adalah gabungan dari bilirubin direct dan bilirubin indirek. Bilirubin indirect adalah bilirubin yang larut dalam lemak beredar dalam darah dan terikat pada albumin. Bilirubin indirect mininggi pada bayi karena albuminya kurang. Kelainan dari tingginya nilai bilirubin antara lain ikterus yaitu kelebihan bilirubin dalam darah dan disimpan dalam jaringan tubuh menjadi warna kuning. Ikterus biasanya disebabkan oleh hepatitis, anemia, obat-obatan yang merusak hati. Obstruksi saluran empedu dan tumor hati


Metode : Sulp Acid Surfactant

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Alkali Fosfatase


Karsinoma prostat adalah keganasan yang berasal dari sel asinus prostat. Merupakan keganasan saluran kemih terbanyak kedua sesudah keganasan kandung kemih. Biasanya ditemukan di usia > 50 tahun, Insidens di Indonesia tidak diketahui


Metode : Autometik

Sample : Serum

Volume : 5 ml


· Cholinesterase


kimia otak neurotransmitter yang disebut acetylcholine. (Neurotransmitters adalah pengantar-pengantar kimia yang dihasilkan oleh syaraf-syaraf yang digunakan oleh syaraf untuk berkomunikasi satu dengan lainnya dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi mereka). Penelitian yang substansial telah menunjukan bahwa acetylcholine adalah penting dalam kemampuan untuk membentuk memori-memori baru. Cholinesterase inhibitors (ChEIs) menghalangi penguraian dari acetylcholine. Sebaga akibatnya, lebih banyak acetylcholine tersedia dalam otak, dan mungkin menjadi lebih mudah untuk membentuk memori-memori baru. Empat ChEIs telah disetujui oleh FDA, namun hanya donepezil hydrochloride (Aricept), rivastigmine (Exelon), dan galantamine (Razadyne - sebelumnya disebut Reminyl) digunakan oleh kebanyakan dokter-dokter karena obat yang keempat, tacrine (Cognex) mempunyai lebih banyak efek-efek sampingan yang tidak diinginkan daripada yang ketiga lainnya


Metode : Auotometik

Sample : Serum

Volume : 5 ml


· Elektroforesis Protein


Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan lisrtik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat di deteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer. maka partikel itu akan menuju elektrode positif.
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. misalnya DNA yang bermuatan negatif. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan.


Metode : Auotometik

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Amonia


gas tidak berwarna, baunya menusuk, terdiri atas unsur nitrogen dan hidrogen, mudah sekali larut dl air, senyawaannya banyak dipakai dl pupuk, obat-obatan, dsb


Metode : Autometik

Sample : heparin

Volume : 5 ml


· Index Ikterus


Ikterus (‘jaundice’) terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sklera bayi (neonatus) tampak kekuningan. 1-4 Pada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 μmol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL ( >86μmol/L).


Metode : Auotometik

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Che


Pemeriksaan cholinesterase (CHE) merupakan pengukuran kadar CHE dalam darah. CHE adalah enzim esterase non spesifik yang disintesis oleh hati. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi enzim fungsi hati.


Metode : Butiriltiokolin Iodida

Sample : Serum, Plasma EDTA/heparin

Volume : 5 ml


· LAP


Enzim leusin aminopeptidase (LAP) diproduksi oleh hati dan cenderung di hasilkan bersama dengan alkalin fosfatase (ALP) serum, kecuali pada keadaan penyakit tulang atau sidrom melaborspsi, pada keadaan ini kadar LAP ditemukan normal, LAP bukan indicator karsinoma pankreatik, seperti anggapaan sebelumnya. LAP merupakan indicator obstrukasi bilier yang disebabkan oleh metastasis hati dan koledokolitiasi


Metode : Nagel W

Sample : Serum, plasma heparin

Volume : 0,5 ml


· GLDH


GLDH bersifat unikoluker terletak dalam mitochondria. Enzim ini peka karena itu baik untuk deteksi dini kerusakan sel hati. Cortison dan sulfonil urea dosis terapi dapat menurunkan GLDH.


Metode : Autometik

Sample : Serum, plasma heparin

Volume : 5 ml


PROFIL LEMAK


· Panel Profil lemak


· Cholesterol


Cholesterol adalah senyawa konplek hewan yang merupakan turunan dari lipid (delivered lipid). Cholesterol yang terdapat dalam darah tidak terdapat dalam bentuk bebas. Tetatpi terikat dengan protein spesifik yang membentuk lipoprotein yang larut dalam air.


Metode : Cholesterol Oxidase

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Trigliserida


Dalam darah tidak terdapat dalam bentuk bebas, tetapi terikat dengan protein spesifik, salah satunya yaitu triglyserida. Kelainan yang sering ditimbulkan dengan meninggi nya triglyserida adalah terjadi nya penyempitan pada pembuluh darah, Artherosklerosis pada jantung, otak dan ginjal. Tinggi rendahnya triglyserida dalam darah sanggat tergantungnya dari pola makan sehari-hari, jadi untuk hasil diagnose laboratorium maka sebelum pengambilan sample pasien harus puasa dulu, dengan demikian nilai yang diperoleh merupakan benar gambaran dari ada atau tidanya suatu kelainan


Metode : Enzimatic

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· HDL Cholesterol


High Density Lipoprotein merupakan lemak terdiri kurang dari 50 % lemak dan 50 % protein. Adanya peningkatan nilai HDL membantu pengobatan dari diet lemak. HDL Cholesterol dikenal dengan Cholesterol baik. Banyaknya aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nilai HDL


Metode : Imunoturbidmetri

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· LDL Cholesterol


Berasal dari katabolisme VLDL, mentraspor Cholesterol dalam darah ke jaringan perifer dimana dibutuhkan antara lain untuk memberentikan membrane sel, LDL mengandung 45 % Cholesterol, Juga memegang peranan mentrasfer fosfolipid. Meningginya LDL dan VLDL akan meningkatkan proses arteriosclerosis dan resiko penyakit jantung


Metode : Imunoturbidmetri

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Kilomikron


suatu kondisi dimana terjadi kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida; disertai dengan penurunan kolesterol HDL.


Metode : Aotometik1

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Total lipid


Kadr lipid total dalam serum adalah jumlah zat lipid yang dapat diskstraksi dari serum oleh solvent organic. Lipid total terdiri dari Cholesterol, Trigliserida


Metode : Colorimetri / Clinicon

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Lp (a)


Gabungan molekul lipida yang disentesis dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran. Densitas berbagai mengangkut jenis lipid yang jumlahnya berbeda pula dan mempunyai fungsi mengangkut lipid didalam plasma kedalam jaringan-jaringan yang membutuhkan sebagai sumber energy dan sebagai membrane sel


Metode : Imunoturbidimetri

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Chol Apo A-1


Metode : Immunoturbidimetr

Sample : (Serum/Plasma) semua jenis anticoagulant / EDTA Puasa

Volume : 0,5 ml


· Chol Apo B


Pemeriksaan Apo B merupakan pengukuran konsentrasi Apo B-100 dalam darah. Apo B-100 adalah suatu protein utama dalam partikel lipoprotein yang berperang penting dalam proses aterosklerosis dan potensial meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK). Oleh karena tiap partikel LDL mengandung satu molekul Apo B, maka pemeriksaan ini dapat menggambarkan jumlah partikel LDL di dalam tubuh.


Metode : Immunoturbidimetr

Sample : (Serum/Plasma) semua jenis anticoagulant / Puasa

Volume : 0,5 ml


· Small dense LDL


Selain kadar ox-LDL yang lebih tinggi, ukuran partikel LDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 juga menjadi factor risiko. Ukuran partikel LDL dikaitkan dengan kerusakan endotel. Disfungsi endotel merupakan satu kejadian dalam patofisiologi diabetes vaskulopati. Studi-studi terkini menunjukkan bahwa disfungsi endotel menjadi predikator kejadian kardiovaskular. Untuk melihat kaitan antara ukuran partikel LDL dan ox-LDL dengan fungsi endotelium dalam mikrosirkulasi pasien diabetes, R. J. Woodman, dkk melakukan studi pada penderita diabetes tipe 2 dengan dislipidemia. Sebagai pembanding adalah pasien non-diabetes dengan lipid normal. Usia peserta yang dilibatkan dalam studi bervariasi.


Metode :

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


DIABETES


· C-Peptide


Pemeriksaan C-Peptide merupakan pengukuran kadar C-Peptide dalam darah dan urin. Kadar C-Peptide dalam darah proporsional terhadap produksi insulin endogen. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan fungsi sel beta residual pada individu dengan diabetes melitus (DM) yang tergantung insulin.


Metode : Immunochemiluminescent

Sample : Serum, Plasma Heparin, Urin 24 jam

Volume : 0,5 ml


· Anti GAD


Pemeriksaan anti-GAD merupakan deteksi adanya antibodi spesifik terhadap glutamic acid decarboxylase (GAD). Antibodi ini dapat muncul 10 tahun sebelum onset diabetes melitus (DM), dan terdeteksi pada sekitar 75% individu yang terdiagnosa DM tipe 1. Oleh karena itu, individu yang memiliki anti-GAD memiliki risiko lebih besar untuk mengalami DM tipe 1. Anti-GAD merupakan penanda kumpulan gangguan autoimun.


Metode : RIA

Sample : Serum dalam tabung plastik; 2-8°C / beku

Volume : 0,5 ml


· Glukosa Puasa


Pemeriksaan glukosa puasa merupakan pengukuran kadar glukosa dalam darah pada kondisi puasa selama 12 jam. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan kadar glukosa endogen.


Metode : Heksikinase

Sample : plasma heparin/EDTA (tidak lisis), plasma flourida/lodoasetat

Volume : 0,5 ml


· Glukosa 2 JPP


Pemeriksaan glukosa 2 jam postprandial merupakan pengukuran kadar glukosa dalam darah setelah 2 jam pembebanan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk evaluasi


Metode : Heksokinase

Sample : plasma heparin/EDTA (tidak lisis), plasma flourida/lodoasetat

Volume : 0,5 ml


· Glukosa Sewaktu

Pemeriksaan glukosa sewaktu merupakan pengukuran kadar glukosa dalam darah saat itu (ketika pemeriksaan dilakukan).


Metode : Heksokinase

Sample : plasma heparin/EDTA (tidak lisis), plasma flourida/lodoasetat, CSF

Volume : 0,5 ml


· Glukosa Kurva Harian


· Keton Darah


· A 1 c / Glyco Hb


· MAU ( Micro Albumin Urien )


· Insulin


· C Peptide


Pemeriksaan C-Peptide merupakan pengukuran kadar C-Peptide dalam darah dan urin. Kadar C-Peptide dalam darah proporsional terhadap produksi insulin endogen. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan fungsi sel beta residual pada individu dengan diabetes melitus (DM) yang tergantung insulin.


Metode : Immunochemiluminescent

Sample : Plasma Heparin, Urin 24 jam

Volume : 0,5 ml


PANKREAS


· Amilase


Amilase adalah enzim yang berasal dari pancreas, kelenjar liur dalam hati. Pada pancreatitis akut serum amilase meningkat 2x dari nilai normal. Nilai serum ini meningkat 2-12 jam setelah serangan, lalu mencapai puncaknya dalam 20-30 jam dan turun sampai normal dalam 2-4 hari. Peningkatan amylase serum dapat terjadi setelah perbedaan abdomen yang meliputi kandungan empedu dan lambung.


Metode : Pancreatic specific bi.G7.

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Lipase


Lipase merupakan suatu Enzim yang disekre oleh pancreas yang membantu mengolah lemak pada duodenum. Lipase seperti amilase terlihat dalam aliran darah setelah kerusakan pankreas. Lipase dan amilase meningkat dalam 2-12 jam pada pancreatitis akut, namun lipase serum dapat meningkat 14 hari setelah episode akut. Dimana amilase serum kembali normal setealh kira-kira 3 hari.


Metode : Colorimetric

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


GINJAL


· Ureum (BUN)


Ureum merupakan produk akhir dari katabolisme protein atau asam amino. Urieum larut dalam air sehingga dapat difiltrasi bebas di glomerulus dan 40 % - 80 % mengalami reabsorbsi pasif bersama air oleh sel tubulus kemudian masukan aliran darah kembali. Jumlah urea yang direabsorbsi tergantung pada tingkatan hidrasi, bila kecepatan aliran urin meningkat maka urea yang direabsorbsi sedikit dan bila lambat maka reabsorbsinya banyak. Pemeriksaan Ureum pasa umumnya secara tidak langsung yang di ukur adalah kandungan N (BUN = Blood Urea Nitrogen) Ureum = BUN X 2,14


Metode : Urease

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Creatinin


Produksi dari pemecahan muscie creatine phosphate yang dihasilkan dari metabolism energy. Creatinin merupakan test fungsi ginjal, sensitive dan specific dari BUN


Metode : Alkaline picrate

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Asam Urat


Zat yang dihasilkan oleh metabolism purin, Peningkataan Asam Urat dalam Urin dan serum tergantung dari fungsi ginjal, frekuensi metabolism purin dan masukan makanan yang mengandung purin, Jumlah asam urat yang berlebihan dikeluarkan melalui urin. Asam urat dapat membentuk Kristal dalam saluran kemih, dan pada saat urin bersifat asam akibatnya fungsi ginjal yang efektif dan urin bersifat basa adalah penting bagi hiperuricernia. Nilai dari asam urat biasanya berubah dari hari ke hari, sehingga nilai asam urat mukin diulang dalam beberapa hari dan minggu.


Metode : Uricase

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Creatinin Clearance

Produksi dari pemecahan muscle phopate yang dihasilkan dari metabolisme energy. Creatinin merupakan fungsi ginjal, lebih sensitive dan spesifik dan BUN


Metode : Alkaline picrate

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Acid Phospatase


Ezim asam fosfatase terdapat dalam kelenjar prostat dan sperma dalam konsentrasi tinggi. Ditemukan dalam jumlah sedikit didalam jumlah sum-sum tulang, sel darah merah, hepar dan limfa, nilai enzim asam fosfatase yang tinggi sekali terjadi pada kanker prostat.


Metode : Kinetic / Clinicon

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· P.A.P (Prostatic Acid Phospate)


PAP merupakan hasil sekresi eksokrin prostat yang ditemukan pada lisosom dari struktur epitel secretor


Metode : Uricase

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Cystatin C


Pemeriksaan Cystatin C merupakan pengukuran konsentrasi Cystatin C dalam darah. Cystatin C merupakan suatu penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui laju filtrasi/penyaringan glomerulus (LFG) yang menunjukkan kecepatan ginjal dalam menyaring darah


Metode : Immunonephelometry

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


ELEKTROLIT


· Natrium


Natrium merupakan kation yang banyak terdapat di ektraseluller. Peranannya sangat penting dalam mempertahankan tekanan osmotic dan keadaan hidrasi dalam batas-batas normal. Makan yang mengandung Na hamper seluruhnya diserap oleh mukosa usus halus. Bila terdapat kelebihan Na maka Na akan diekresi oleh ginjal. Hampir seluruh bagian nefron (unit kecil ginjal), Na direabsorbsi secara aktif. Reabsorbsi Na yang aktif ini diikuti oleh reabsorbsi air secara pasif. Pada keadaan normal 67 % dari Na yang difitrasi oleh glomerulus di reabsorbsi tubulus proksimal, 25 % dilengkung henie, 5 % di tubulus distal dan 3 % di ductis poligentus. Keadaan yang menyebabkan kadar Na menurun (Hiponatremia) adalah

1. Diare

2. Penyakit Addison ( tubuh kekurangan Aldosteron)

3. Pada terapi diuretic (obat yang menyebabkan dieresis)


Metode : ISE

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Kalium


Kalium banyak terdapat didalam sel. Kalium yang berasal dari makanan diserap oleh usus halus, kelebihannya akan dikeluarkan melalui ginjal. Pada keadaan normal 10-20 % dari kalium yang difittrasi, disekresikan melalui urine. Ekskresi kalium melalui urine tergantung pada intake kalium dan air. Sekresi kalium dipengaruhi oleh :

1. Kadar K dalam darah

2. Kadar Aldosteron

3. Kadar Na dalam darah

4. Keseimbangan Ion H

Pada keadaan Hipokalemia terjadi pada :

1. Penyakit Ginjal

2. Renal Tunuler Acidosis

3. Metabolisme Acidosis Acut


Metode : ISE

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Chlorida


Merupakan anion yang tersebar/ terbanyak didalam cairan ekstraseluler. Chlorida yang berasal dari makanan yang diserap dalam usus halus, kelebihannya akan dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal. Di tubulus distalis CI ttersebut. Direabssorbsi secara fasif mengikuti Na, keadaan hipochloremia umumnya tterjadi pada :

1. Muntah-muntah yang lama dan banyak

2. Penyakit ginjal

3. Metabolic Acidosis

4. Pemberian CI berlebihan.


Metode : ISE

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Calsium


Pemeriksaan kalsium digunakan untuk mengukur konsentrasi kalsium (Ca) di dalam darah, bukan yang tersimpan di dalam tulang. Kalsium merupakan suatu mineral yang paling umun dan penting bagi tubuh, memiliki beberapa fungsi yaitu membentuk dan memperbaiki tulang dan gigi, membantu kerja saraf dan pembekuan darah, serta kerja jantung. Hampir seluruh Ca di dalam tubuh tersimpan di dalam tulang, dan hanya sebagian yang ditemukan di dalam darah.


Metode : O-cresolphthalein complexone

Sample : Serum, plasma heparin/EDTA, urine 24 jam

Volume : 500 Ul


· Calsium Ion / Fosfor


Fosfat merupakan anion utama dalam intraseluler dan paling banyak terdapat dalam darah sebagai fosfat (PO4), 80-85 & dari fosfot total dalam tubuh berafiliasi dengan kalsium didalam gigi dan tulang, fosfat juga mengatur aktivitas enzim untuk mentrasfer energy. Konsetrasinya fosfor dan kalsium dikontrol oleh hormone paratiroid. Biasanya ada hubungan timbale balik antara kalsium dan fosfat ( Mis : Jika nilai fosfor serum meningkat maka nilai kalsium serum menurun).


Metode : Phospomolybdat

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Phosphor Anorganik


Pemeriksaan fosfor anorganik dalam darah dan urine merupakan penilaian keseimbangan kalsium atau fosfor dalam tubuh.


Metode : Molibdate, UV

Sample : Serum, plasma heparin/EDTA, urine 24 jam

Volume : 500 Ul


· Magesium


Merupakan kation terbanyak kedua dalam selsel/ cairan intra seluler. Sepertiga bagian magnesium yang dicerna diabsorbsi melalui usus halus dan magnesium yang tidak diabsorbi dikeluarkan melalui feses. Magnesium yang diabsorbsi sering kali dikeluarkan melalui ginjal. Magnesium mempengaruhi pengunaan kalium, kalsium dan protein bila kekurangan magnesium seringkali terjadi kekurangan kalium dan kalsium. Magnesium seperti kalium. Kalsium dan natrium diperlukan untuk aktivitas neuromuscular elektrolit ini mengaktifkan banyak enzim untuk metabolisme karbohidrat dan protein.


Metode : Xylidyl Blue

Sample : Serum, plasma /EDTA

Volume : 0,5 ml


· CA Ion


Metode : Potensiometri

Sample : Serum

Volume : 500 Ul


· Bikarbonat


Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang".


Metode : ENZIMATIK

Sample : Serum plasma Li/Na/NH4 Heparin

Volume : 500 Ul


JANTUNG


· CPK


CPK adalah enzim berkonsentarsi tinggi yang terdapat dalam jantung dari otot rangka, dan dalam kosentrasi rendah terdapat dalam jaringan otot. CPK/CK mempunyai 2 tipe isoenzim yang berhubungan dengan otot-otot otak. Elektroforesis memisahkan iso enzim menjadi 3 bagian, pada otot rangka dan beberapa pada jantung dan jaringan otak dan jika CPK/CK meningkat. Elektroforesis CPK dilakukan untuk menentukan kelompok iso ezim mana yang meningkat.


Metode : UV : NAC Activate

Sample : Serum plasma (heparin dan EDTA)

Volume : 0,5 ml


· CK MB


· LDH


Enzim intra selular yang ada pada hamper semua sel-sel yang mengalami metabolism, dengan konsentrasi tertinggi di jantung, otot rangka, sel-sel darah, herpal ginjal, paru-paru dan otak.


Metode : P > L UV pyruvate

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· HBDH


· Trombotin T


· Trombotin I


enzim dl darah yg berfungsi membekukan darah sbg katalisator dl perubahan fibrinogen menjadi fibrin


Metode : Autometic

Sample : Serum Plasma

Volume : 0,5 ml


· Hs-CRP


C-Reactive Protein atau CRP kualitatif yaitu pemeriksaan terhadap keberadaan suatu reaktan fase akut, yakni CRP di dalam serum. Konsentrasi serum CRP akan meningkat setelah proses inisiasi inflamatori. Pemeriksaan ini memiliki sensitifitas yang baik, namun bukan indikator yang spesifik pada kondisi terjadinya luka akut, infeksi bakteri, atau inflamasi.


Metode : Aglutinasi

Sample : Serum

Volume : 0,5 ml


· Homocystein


Metode : FPIA

Sample : Serum Plasma (serum sum-sum tulang), Puasa 12 Jam

Volume : 0,5 ml


· Pro BNP


Metode : Immunokromatografi

Sample : Serum Plasma heparin

Volume : 0,5 ml whole blood


DRUG MONITORING


· Phenytobital / luminal


Pemeriksaan phenobarbital merupakan pengukuran secara kuantitatif terhadap konsentrasi phenobarbital dalam darah yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konsentrasinya telah mencapai atau melampaui konsentrasi terapetik sehingga dapat dikendalikan. Pemberian phenobarbital diindikasikan untuk kondisi tonic-clonic dan partial seizure.


Metode : FPIA

Sample : Serum Plasma

Volume : 0,5 ml


· Theophilin / Amynophilin


Pemeriksaan theophylin digunakan untuk memantau konsentrasi theophylin dalam darah agar tetap berada dalam rentang terapetik. Theophylin merupakan bronkodilator yang diindikasikan untuk asma dan chronic obstructive pulmonary disease (CPOD), dan karakteristiknya meliputi imunomodulator dan antiinflamasi. Pemberian theophylin juga diindikasikan bagi neonatus untuk apnea idiopatik/bradikardia.


Metode : FPIA

Sample : Serum, Plasma; jangan menggunakan tabung SST

Volume : 0,5 ml


· Phenobarin/Dilantin


Pemeriksaan phenobarbital merupakan pengukuran secara kuantitatif terhadap konsentrasi phenobarbital dalam darah yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konsentrasinya telah mencapai atau melampaui konsentrasi terapetik sehingga dapat dikendalikan. Pemberian phenobarbital diindikasikan untuk kondisi tonic-clonic dan partial seizure.


Metode : FPIA

Sample : Serum, Plasma

Volume : 0,5 ml


· Digoxin


Pemeriksaan digoxin merupakan pengukuran secara kuantitatif terhadap konsentrasi digoxin dalam darah yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konsentrasinya telah mencapai atau melampaui konsentrasi terapetik sehingga dapat dikendalikan. Digoxin merupakan glikosida kardiak yang sering digunakan untuk mengontrol kecepatan ventrikular dalam fibrasi atrial dan sebagai agen inotropik positif pada gagal jantung kongesif. Toksisitas digoxin dapat menimbulkan beberapa gejala seperti nausea, muntah, diare, nyeri perut, agitasi, dan aritmia.


Metode : FPIA

Sample : Serum, Plasma EDTA/Fluorida/Heparin

Volume : 0,5 ml


· Carbamazepin


Pemeriksaan carbamazepin dilakukan untuk memantau konsentrasi carbamazepin dalam darah. Carbamazepine termasuk golongan obat antiepilepsi yang banyak diindikasikan untuk terapi penyakit neurologi dan psikis, seperti seizure dan diabetik nefropati. Konsentrasi puncak carbamazepine dalam darah tercapai sekitar 6 jam setelah dosis oral, dan akan dieliminasi melalui hati serta membentuk satu metabolit aktif.


Metode : FPIA

Sample : Serum, Plasma EDTA

Volume : 0,5 ml


· Cyclosporin


Pemeriksaan cyclosporin parent merupakan pengukuran secara kuantitatif terhadap konsentrasi cyclosporin parent dalam darah yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konsentrasinya telah mencapai atau melampaui konsentrasi terapetik sehingga dapat dikendalikan. Pengukuran ini biasanya dilakukan pada beberapa keadaan seperti setelah transplantasi organ, kekambuhan penyakit (intercurrent illness) dan pemberian obat yang bersamaan. Pemberian cyclosporin parent umumnya diindikasikan untuk allotransplantasi ginjal, hepatik, sumsum tulang dan jantung; rheumatoid arthritis (RA) dan psoriasis


Metode : FPIA

Sample : Serum, Plasma EDTA/Fluorida/Heparin

Volume : 0,5 ml


KIMIA LAIN


· B Crosslaps / CTx


Osteoporosis merupakan Metabolic bone disease. Meningkatkan resiko fraktur tulang yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas Osteoporosis adalah penyakit skelet sistemik yang dikarakterisasikan oleh rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang yang mengakibatkan kerentanan terhadap fraktur tulang.

Metode : Aoutometik

Sample : Serum,

Volume : 0,5 ml


· N-MID Osteocalsin


Pemeriksaan N-MID Osteocalcin digunakan untuk mendeteksi konsentrasi osteocalcin dalam darah. Osteocalcin merupakan suatu protein non-kolagen yang paling banyak dan penting pada matriks tulang, terutama dalam proses pembentukan tulang

Metode : ECLIA

Sample : Serum, Plasma Li - heparin, Plasma K3 EDTA. Darah segera dicentrifuge setelah.

Volume : 0,5 ml


0 komentar:

Posting Komentar

Trace








Flag Counter